Plagiarisme Membangun Indonesia Lebih Baik Lagi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata 'plagiat' adalah pengambilan karangan (pendapat dsb) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dsb) sendiri. Sedangkan, 'plagiarisme' sendiri diartikan sebagai penjiplakan yang melanggar hak cipta.

Namun, apakah selamanya plagiarisme dipandang negatif? Tergantung dari sini mana kita menilainya. Mari kita telusuri sisi positifnya!

Pertama, plagiarisme merupakan proses belajar. Salah satu metode belajar yang ampuh adalah meniru. Dengan meniru, kita lebih bisa memahami pembelajaran yang tentu saja membutuhkan banyak latihan. Salah satu contohnya adalah melukis. Bagi seorang yang meminati bidang ini, ia pasti akan rajin melukis yang tak jarang melihat karya pelukis handal dan menjiplaknya di buku sketsa atau bahkan kanvasnya. Namun, apakah dengan menjiplak karya pelukis lain ia akan menjadi seorang plagiat? Belum tentu. Ia pasti terus melakukan eksplorasi gaya untuk menciptakan karya yang layak disebut sebagai kreatif. Semua hasil kreatifitas adalah inovasi. Sebagian karya yang penuh kreatifitas adalah lahir dari plagiarisme. Jadi, sebagian inovasi adalah lahir dari plagiarisme.

Kedua, plagiarisme bisa dilakukan untuk meningkatkan perekonomian. Untuk mendapatkan sebuah pekerjaan di zaman sekarang ini cukup sulit. Membuka usaha sendiri adalah alternatifnya. Maka tak heran, tren membuat bisnis jual DVD atau CD bajakan menjadi membludak. Kenapa bisnis ini digemari? Alasannya adalah karena peminatnya banyak. Mungkin si pembisnis bisa saja melakukan bisnis lain, tetapi siapa yang mau melewati bisnis dengan pemasukan yang mungkin bisa membalikkan modal dalam sekejap mata? Apalagi modal yang dibutuhkan tidak sebesar dengan bisnis-bisnis lainnya. Jika bisnis ini dijalankan oleh orang yang menengah, maka bisa membiayai kehidupannya dan orang lain sebagai bawahannya sehingga bisa mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.

Terlepas dari itu semua, kesamaan ide atau cara penulisan belum bisa dikatakan plagiarisme secara utuh. Kesamaan ide atau cara penulisan bisa saja terjadi tanpa disengaja. Maka, perlu dilakukan penelusuran lebih lanjut oleh pihak-pihak yang terkait.

Jadi, yang paling penting adalah kita perlu berinovasi dalam karya kita. Jika inovasi itu berhasil, maka itu meningkatkan perekonomian kita sehingga akan mengurangi pengangguran di Indonesia. Lalu, dengan adanya inovasi tersebut, karya kita akan diakui dan buatlah hak patennya sehingga mengurangi plagiarisme itu sendiri. (J.A.)

Comments

Popular Posts