Teruntukmu yang nanti akan datang

#DearLove project

Berawal dari permintaan teman, akhirnya saya mengikuti project #DearLove nulis****. Project kali ini adalah membuat surat cinta. Surat dengan tulisan tangan kita sendiri.
Teman saya bilang, kalau saya ikut, dia akan ikut. Saya agak kaget. Teman saya ini bukanlah orang yang menye-menye, apalagi soal cinta. Dia sama sekali tidak pernah menyinggung hal yang satu itu. Saya penasaran seperti apa surat yang akan dibuatnya nanti? :p
Tapi nyatanya, hanya saya yang ikut.
Jujur, ini pertama kali saya menulis surat cinta. Benar-benar surat cinta. Bukan pesan singkat di message in the love bottle or puisi-puisi singkat di SMS atau email mengenai perasaan saya. Saya benar-benar tidak tahu, apakah yang di bawah ini termasuk surat cinta...? Hehe
To: YOU
Teruntukmu yang nanti akan datang,
Tidak. Aku tidak gila. Atau ... mungkin belum. Ya, aku sadar, aku mengirim surat pada seseorang yang belum kuketahui namanya. Bahkan, aku tak tahu bentuknya seperti apa. Berhenti menertawaiku. Ya, aku akan mulai menulis untukmu.
Saat ini gerimis tengah menghalangi jalanku. Terpaksa aku berhenti berjalan di roda kehidupan ini, dan berteduh pada harapan. Tidak, sebetulnya aku menyukai hujan, tepatnya gerimis, tapi gerimis ini menghujam tubuhku di tengah perjalanan. Aku benci. Tapi tak mengapa, dengan begitu aku mempunyai waktu untuk menulis surat untukmu. Apakah tempatmu juga sedang hujan? Apakah ia juga favoritmu, …?
Ah, aku lupa. Aku belum tahu namamu, tapi tetap aku ingin mengenalkan diriku padamu. Sebab, aku ingin kamu tahu, ada yang ingin mengenalmu. Di sini. Perkenalkan namaku J. Cukup 'J'. Kenapa? Aku lebih suka begitu. Kamu tidak keberatan kan? Toh aku juga belum tahu namamu, cukup adil kan? :)
Gerimis membawa anganku pergi jauh. Angan tentang masa depan. Pernah terpikir tentang masa depan? Kalau aku, ingin punya rumah di tepi pantai. Aku tahu, tidak mudah mewujudkan mimpi itu. Tapi itu semua tak mengapa jika ada kamu. Seberapa penting sih rumah itu? Kalau rumahku adalah hatimu? :p Ah, gombal banget! Haha.
Aku nggak punya alasan untuk membuatmu jatuh cinta denganku. Tapi yang jelas, aku ingin ada di sampingmu di saat kamu butuh. Aku ingin kamu berbagi rasa denganku. Aku ingin menjadi satu-satunya orang yang mengerti dirimu.
Tahukah kamu terkadang aku lelah berjalan sendiri? Aku tidak memintamu untuk mengantar kok. Hehe. Aku kan punya ruteku sendiri. Kamu juga kan? Aku sih berharap iya, jadi nanti kalau kita nanti sudah lelah, boleh kan kita bertemu di persimpangan jalan itu? Tidakkah kamu penasaran dengan rupaku?
Kamu tahu, hidup sendiri itu memang nyaman. Tak ada yang peduli apa mauku, karena pasti akan kuraih dengan segera. Ketika semua mauku mulai menipis, permainan kesendirian ini tak lagi seru. Aku bosan. Bosan dengan diriku. Ironis. Pernah kamu seperti ini? Atau, sekarang malah kamu tengah asyik menjalani hari bahagiamu dengan seseorang? Itu membuatku iri. Jelas. Sebab, dindingku sudah bosan menatap foto-fotoku yang itu-itu saja. Tak ada foto lain. Foto yang membuat dindingku lebih berwarna dari biasanya. Ah, rasanya ingin cepat-cepat sampai di persimpangan itu. Persimpangan yang diperuntukkan untuk kita. Hanya kita berdua.
Ah, hujan sudah berhenti. Haruskah aku melangkah untuk mencari persimpangan itu lagi? Apakah kamu sudah mulai berjalan? Sendirikah? Berduakah?
Sampai bertemu di persimpangan.

Salam tunggu,


J.

Comments

Popular Posts