Novel itu Memercik Buih Mimpi

.....
Kemudian pesan berakhir. Pesan teks, tanpa suara.

Kim Sam Soon. Kau tidak mencampuri sesuatu kan, semacam obat aneh atau apa ke dalam cake yang kumakan kemarin? Karena ragamu tidak ada di sini, tapi kau terlihat di mana-mana. Sekarang aku benar-benar kesepian.

Dulu saat mantan kekasihnya mencintai wanita lain, pria itu mengatakan ada sesuatu semacam suara yang muncul bersama cinta. Sesuatu itu entah suara piano atau suara xylophone. Sebelum mendengar suara Do Young dari ponselnya, Sam Soon tidak memahami perkataan mantan kekasihnya itu. Namun sekarang, wanita itu setuju dengan perkataan Hyun Woo.

Cinta... adalah merasakan hati seseorang dari suaranya. Cinta itu bukanlah suara piano atau xylophone, bukan pula bunyi lonceng. Melainkan suara seseorang yang jika tidak melihatku, lalu ia akan merasa kesepian.  Suara seseorang yang melihatku di mana-mana, meski aku tidak di sampingnya.

.....





Itu potongan-potongan kalimat dari sebuah novel atau drama korea yang berjudul My Name is Kim Sam Soon.

Saya belum pernah menonton dramanya. DVDnya ada sih, tapi terlampau lama jadi sudah berapa kali pindah tangan, dan kemudian rusak. Suatu kali, waktu berniat membeli sebuah novel, ada sebuah novel berwarna sama dengan judul berbeda yang menarik perhatian saya. Novel ini mengingatkan komentar orang-orang yang menonton drama itu yang katanya bagus. Jadi, saya putuskan untuk memboyong dua novel ber-cover biru itu.

Saya terkesan.

Novel itu mungkin diterjemahkan dengan penulisan awam: pergantian sudut pandang penulisan mendadak, peletakkan tab yang salah, spasinya yang kadang tidak karuan. But, it's awesome, after all.

Saya tersentuh.

Cerita ini membuat saya berkhayal bahwa suatu hari nanti saya akan dicintai dengan cara yang sama. Pria yang menyatakan bahwa aku menarik bukan karena fisik. Pria yang tidak ingin aku menangis, apalagi karena dirinya. Pria yang ingin membagi pengalaman atau cerita pahit hanya untukku. Pria yang ingin membagi mimpi dan cita-citanya. Pria yang mengatakan, "Aku selalu tertawa jika melihatmu." atau "Aku akan hidup bersama wanita sepertimu."

Mimpi.

Aku terus bermimpi.

Kadang aku suka meragukannya. Namun, sepertinya aku tidak punya pilihan lain, kecuali mempercayai mimpi. 

Bukankah katanya cinta kan datang pada orang yang berani percaya akan hadirnya cinta?

Ya, mungkin suatu hari nanti aku akan bertemu dengannya....



... di sebuah persimpangan sama.

Comments

Popular Posts