Motor VS Pacar



"Motor Vs Pacar".. itu perdebatan yang nggak ada habisnya. Yang gw mau bahas di sini bukan jawabannya, tapi lebih ke arah relationship-nya.

Menurut saya, prinsipnya satu: Kalau emang he/she's the last one, pasti jalan buat berjuang itu 'lebih mudah'. Mudah bukan karena 'digampangin' sama Tuhan, tapi 'mudah buat berjuang berdua'. Karena hubungan itu nggak akan berkembang kalau cuma berjuang sendirian.

Di video ini dideskripsikan bahwa Paopao memang dari keluarga yang berada. Jadi seharusnya ketika ia memutuskan untuk memenangkan Martin dalam audisinya, ia sudah tahu kalau keluarga Martin dan dirinya berada di status sosial yang berbeda. Tentunya ia harus bersabar, karena jika Martin memang seseorang yang akan dinikahinya, cowok itu pasti akan menunjukkan usahanya. Sayangnya, dialog Martin yang bilang, 'Kalau ia kerja keras, ada pengorbanan waktunya' ini menunjukkan Martin mulai meragukan dirinya sendiri karena berada di posisi terpojok.

Kalau dari yang saya lihat, sebenernya Paopao sayang sama Martin (terlepas ada Guntur di ending videonya), tapi dalam hati kecilnya mungkin dia cuma butuh diyakinin sama Martin bahwa mereka bisa melewati tantangan ini. Hanya aja karena opini keluarga lebih dominan dalam keputusan Paopao, jadi kesannya kayak menuntut Martin. Paopao terkesan lebih mendengarkan keluarganya karena memang dia dekat dengan keluarganya. Dan, Martin belum atau nggak bisa masuk ke ruang yang setara sama keluarganya selama ini. Makanya Paopao juga mulai meragukan dirinya apakah ia bisa melepaskan kenyamanan yang selama ini diberikan keluarganya.. Yang akhirnya jawabannya adalah 'tidak'.

Tapi kalaupun keluarga Paopao dan akhirnya Paopao menuntut materi seharusnya Martin sudah bisa memprediksi bahwa Paopao memang dari keluarga yang berada. Jadi seharusnya Martin sudah bisa mengantisipasi hal ini jauh sebelum meminta Paopao jadi pacarnya. Soalnya kalau emang Martin udah ambil keputusan itu, Martin harus tahu konsekuensinya bahwa dia harus kerja lebih keras untuk membawa hubungan mereka ke jenjang lebih serius lagi.

Tapi kalau Martin nggak kepikiran ke sana, ya berarti Martin berharap sama sesuatu yang kosong. Karena hampir nggak mungkin ya seorang ayah membiarkan putrinya yang nantinya akan membangun rumah tangga bersama seorang pria yang belum atau tidak terlihat usaha untuk mengumpulkan uang untuk memberikan kehidupan yang lebih baik untuk anaknya.

Balik lagi, kalau emang Paopao adalah orang yang tepat buat Martin, pasti ada usaha yang dia lakukan. Sebaliknya, kalau Martin memang adalah orang yang tepat buat Paopao, pasti Paopao akan melihat usaha cowoknya untuk dia pertahanin di antara cemoohan keluarganya.

Bagaimanapun saya setuju banget sama wejangan dari ibu Alex Rhea Wicaksono (meski tokoh ini fiksi :p), "Wanita itu kodratnya dicintai. Dan, laki-laki itu kodratnya mencintai."

*Opini terinspirasi dari someone special :p*

Comments

Popular Posts