Komitmen dan Laki-laki

Saya pernah baca tulisan feminis sekaligus pakar relationship, Renee Wade yang bertema komitmen bagi seorang laki-laki. Renee memaparkan bahwa laki-laki hampir tidak punya alasan logis ketika mereka memutuskan untuk berkomitmen dengan seorang perempuan. Kalimat berikutnya sukses membuat saya makin pusing. Fakta mengejutkan yang dibeberkan Renee adalah: laki-laki justru lebih mengandalkan intuisi dalam pengambilan keputusan tersebut.

Naluri pria untuk berkomitmen dikaitkan oleh Renee dengan energi perempuan. Dengan tegas Renee menjelaskan bahwa bagaimanapun seorang pria memperlakukan Anda, itu semua tergantung dari energi si perempuan. Gampangnya, energi yang positif tentunya akan lebih menarik pria untuk berkomitmen. Sebaliknya, perempuan yang merengek, meminta segera dinikahi itu lebih mengarah pada energi yang negatif jadi pria kebanyakan ogah untuk menikahi perempuan itu.

Renee juga membuka pikiran para perempuan bahwa sebetulnya pria bukan makhluk yang takut berkomitmen. Bahkan, pria yang takut berkomitmen pun ingin berkomitmen. Masalahnya, ya itu tadi, kalau dia belum berkomitmen, berarti dia belum bertemu perempuan yang memiliki energi positif yang akan menginspirasi mereka untuk berkomitmen.

Jadi, perempuan perlu mengerti: sebagai perempuan, tidak seharusnya menutut laki-laki untuk berkomitmen.

***

Agaknya, saya mulai melihat cara pandang ini Renee tentang komitmen ketika saya akhirnya menjalin hubungan baru-baru ini.

Dan, apa yang disampaikan Renee juga pernah saya tanyakan, "Kenapa sih kamu mau pacaran sama aku?" Well, ini pertanyaan standar bagi perempuan yang diliputi rasa insecure :p Yang lalu, dijawab dengan, "Nggak tahu, aku cuma ikuti naluri aku aja."

Jawaban itu berlaku untuk pertanyaan lain seperti, "Kenapa di antara semua cewek kamu pilih aku?" atau "Kamu kelihatannya nggak gampang percaya sama orang asing, kenapa kamu dengan mudahnya percaya sama aku?"

Ini anehnya begini. Sebenarnya cewek bertanya macam-macam ini, karena secara logika mereka nggak bisa melihat ada alasan kuat di balik semua pertanyaan insecure itu. Tapi ketika berharap dijawab dengan logika ala cowok, si cowok malah menjawab itu dengan sesuatu yang naluriah.

Kan, lucu.

Intinya satu. Dia bilang, "Cowok itu kebanyakan memang pakai logika, tapi dalam beberapa hal tertentu, cowok juga mengandalkan intuisinya." Kok jadi kebalik, Mas? Haha.

***

*Edisi dibuang sayang*
Tentu saja artikel atau pemikiran terkait komitmen ini bukan untuk memojokkan perempuan ataupun salah laki-laki. Justru ini membuka pemikiran terutama bagi seorang perempuan lajang yang perlu menentukan standar jelas dalam mencari pasangan yang tepat untuknya.

Pemilih dalam pasangan justru diperlukan agar tidak bertemu dengan pria-pria yang tidak sesuai. Ibarat mencari kerja saja, kan ada CV yang memamerkan apa saja kelebihan dan prestasi yang pernah kita capai untuk menarik perusahaan. Dan, kita juga perlu tahu pekerjaan apa yang sesuai dengan kelebihan yang kita punya agar bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Sama toh?

Source Image: Tumblr

Comments

Popular Posts