How To Face The Hardest Goodbye
Kemarin saya membaca artikel "9 Signs You're Finally Dating The Right Partner". Dari sekian poin yang dijabarkan, nomor sembilan itu cukup membuat saya berpikir. Poin itu menyuarakan apa yang terlintas dalam otak saya.
Berikut kutipannya:
"They Foster Independence
While you can count on their support, you never lose the ability to stand on your own. A healthy, strong relationship is defined as two people working as a team. You should never feel that you can't live without them, though if you ever did lose them, it would be devastating. Their love and support should create and foster a means to become a better and well rounded person."
Jauh sebelum kehadiran saya, dia telah membangun rangka-rangka untuk hidupnya. Bahkan, ketika saya memutuskan untuk mendampinginya, saya tidak bisa membatasi bagaimana dia akan mengubah atau menyelesaikan rangkanya.
Dia benar-benar manusia yang utuh meski tanpa kehadiran saya. Begitu pula sebaliknya. Kita punya jalan masing-masing. Dan, saya rasa, saya tidak berhak membatasi dia. Dan, dia juga pasti akan mendukung apa pun pilihan hidup saya.
Jadi, kalau memang karma saya dan dia tidak mampu berjalan terlalu panjang, entah kenapa saya yakin, kita bisa hidup tanpa satu sama lain.
Kita bisa. Meski seperti yang dijelaskan artikel di atas, rasanya mungkin sangat menyakitkan. Seperti ada yang hilang, sebagian hidup saya. Tapi dalam hidup tak akan ada yang abadi, kalau sampai waktunya, mungkin saya bisa merelakannya, Sebab, baik saya maupun dia, bukanlah orang yang ingin mengikat satu sama lain. Setidaknya, itu yang pernah kami janjikan.
Berikut kutipannya:
"They Foster Independence
While you can count on their support, you never lose the ability to stand on your own. A healthy, strong relationship is defined as two people working as a team. You should never feel that you can't live without them, though if you ever did lose them, it would be devastating. Their love and support should create and foster a means to become a better and well rounded person."
Jauh sebelum kehadiran saya, dia telah membangun rangka-rangka untuk hidupnya. Bahkan, ketika saya memutuskan untuk mendampinginya, saya tidak bisa membatasi bagaimana dia akan mengubah atau menyelesaikan rangkanya.
Dia benar-benar manusia yang utuh meski tanpa kehadiran saya. Begitu pula sebaliknya. Kita punya jalan masing-masing. Dan, saya rasa, saya tidak berhak membatasi dia. Dan, dia juga pasti akan mendukung apa pun pilihan hidup saya.
Jadi, kalau memang karma saya dan dia tidak mampu berjalan terlalu panjang, entah kenapa saya yakin, kita bisa hidup tanpa satu sama lain.
Kita bisa. Meski seperti yang dijelaskan artikel di atas, rasanya mungkin sangat menyakitkan. Seperti ada yang hilang, sebagian hidup saya. Tapi dalam hidup tak akan ada yang abadi, kalau sampai waktunya, mungkin saya bisa merelakannya, Sebab, baik saya maupun dia, bukanlah orang yang ingin mengikat satu sama lain. Setidaknya, itu yang pernah kami janjikan.
Comments
Post a Comment