Opportunity

Andaikan ada seseorang yang menawarimu sesuatu yang menurut orang itu adalah sesuatu yang cocok untukmu, apa yang ada di pikiranmu?

Source image: Unsplash.com
Mungkin pertama yang saya rasakan adalah terkejut. Terlebih jika sesuatu yang ditawarkan itu yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya. Lalu, pertanyaan selanjutnya, 'Apakah itu yang benar-benar saya inginkan?'

Bukan masalah saya tidak menghargai apa yang disodorkan pada saya apalagi tak menghormati si informan, tapi saya rasa ada baiknya kita cukup selektif terhadap apa yang datang di hadapan kita.

Begini, buat saya, adalah sesuatu yang bijak jika kita mempertimbangkan sesuatu sebelum bertindak. Jadi, bijak juga artinya tidak sembarang menerima kesempatan yang mampir di kehidupan kita.

Ketika selektif menerima peluang dan hanya menerima sesuatu yang benar-benar sesuai dengan tujuan hidup kita, bukankah kita semakin dekat dengan tujuan? Namun, pertanyaan selanjutnya yang sulit dijawab adalah: Bagaimana kita tahu kalau kesempatan itu mendekatkan atau malah justru menjauhkan kita dari tujuan?

Saya tidak menemukan jawaban logis untuk pertanyaan itu, tapi saya teringat pernyataan teman  saat saya kebingungan menentukan pilihan, "Lo putusin dulu deh sekarang maunya maju atau mundur. Kalau lo mau mundur, sekarang mundur. Nah, begitu besok bangun tidur lo nyesel, berarti lo harus maju. Tapi kalau nggak berarti lo tetap mundur."

Kalimat itu meminta saya untuk mengandalkan intuisi saya dalam menentukan sebuah keputusan yang sama-sama sulit untuk diambil. Namun, anehnya, begitu saya bangun tidur, saya sama sekali tidak menyesal.

Dan, saya percaya, kalau itu sesuatu yang mendekatkan saya pada tujuan, pasti ada jalannya.

Comments

Popular Posts